Dunia Lain - Cherry si Mungil yang manis - Pertemuan Pertama


DUNIA LAIN


Cherry si Mungil yang Manis 

-Pertemuan Pertama-


Aku sedang dimana? Batinku sambil mencoba menganalisa sekelilingku.

Ini dimana? 

Mengapa semuanya gelap?

Mengapa tidak ada setitikpun cahaya?

Mama!!!! Aku mencoba menjerit tetapi suaraku tidak bisa keluar.

Mama dimana? 

Tolong Cherry, Ma! 

 

Aku masih berusaha meraih apapun, tetapi tidak ada apapun yang bisa diraih. Ah..., Akhirnya aku meraih sesuatu yang mirip dengan tembok tinggi. Aku mencoba untuk berdiri dan meraih sejauh mana tanganku dapat meraihnya. tetapi ternyata tembok ini bagiku sangat tinggi sekali. Akhirnya aku menyerah dan jongkok merapat ke dinding tersebut.

Namun kakiku seakan melayang tidak menapak apapun, aku seperti balon yang melayang dalam kegelapan pekat.

Tiba tiba aku mendengar suara suara kaki berjalan mendekatiku. Sontak aku berdiri dan berusaha berteriak, "Tolong Aku!" kali ini suaraku sudah bisa keluar. Aku pun menjerit sekuat kuatnya.  Namun yang terjadi malah, Aku mendengar jeritan suara yang lain dan langkah kaki yang berlari menjauhiku. Kali ini suara berlarian itu sangatlah ramai, terdengar suara beberapa anak lelaki dan perempuan yang serentak berteriak dan berlari menjauhiku.

 

"Tolong..."

"Tolong aku.."

"Kenapa kalian pergi?"

"Apa salahku?"

Aku kemudian terdiam dan duduk kembali, menunggu dan menunggu. Aku sudah tidak ingat berapa lama aku menunggu. Dalam keheningan dan kepekatan malam, aku perlahan mengingat satu persatu ingatan yang masih tersisa.

 

Pagi itu seperti biasanya, Aku berjalan menuju ke sekolah sendirian. Tetapi pagi itu cuaca sedikit gerimis, karena mama yang menjaga toko dan lagi keadaan hamil, maka aku disuruh pergi ke sekolah sendirian. 

 

Pagi itu aku memakai dress dan memakai payung merah muda, warna kesukaanku. Aku Pun berjalan di gang gang kecil yang sepi sekali. Bahuku mulai terasa basah oleh hujan. Aku masih tidak berhenti berjalan, tetap melanjutkan perjalanan walau sepatuku mulai terasa basah.

 

Dalam perjalanan ku ada seseorang bapak bapak yang rada botak, perut buncit,  baju agak kotor dan seluruh badannya basah. Beliau menghampiriku sambil berkata, " Bolehkah saya pinjam payungmu?,  rumahku dekat disini saja. " dia bertanya sambil tersenyum dan meraih tangan kecilku,  sembari menarikku untuk mengikutinya berjalan menuju gang kecil yang tidak pernah aku masuki sebelumnya. Sesampai disana,  tiba tiba aku merasakan kepalaku sakit dan semuanya gelap dan aku tidak ingat apapun lagi. 

Sejenak aku tersentak dalam lamunanku.  Sudah berapa lama aku terkurung dalam ingatan sekilas itu.  Aku membuka mata dan melihat sekelilingku,  namun semua hitam pekat.  Seperti biasa tidak ada setitikpun cahaya.  Tetapi kali ini sungguh berbeda,  aku melihat setitik kecil cahaya di depan sana. Secara otomatis aku pun berjalan ke arah cahaya kecil tersebut.  Cahaya yang makin lama makin membentuk sesosok remaja yang sedang duduk dan melihat keatas,  didekatnya aku merasa damai dan bahagia, di dekatnya aku juga tiba tiba bisa melihat sekelilingku yang selama ini hitam pekat berubah menjadi biru pekat. 


"Kakak siapa?  Aku mencoba membuka pembicaraan, namun gadis itu tidak memperdulikanku.  Dia hanya asik sendiri di kedua lobang telinganya ada sesuatu yang menempel berwarna hitam dan memiliki ekor.


"Kakak! " aku menjerit di telinganya,  tetapi dia juga tidak peduli.  Dia hanya mengangguk anggukkan kepalanya sambil mendengarkan suara yang menurutku bising sekali. Sesekali wajahnya tersenyum sambil mengangkat kepalanya melihat ke atas. 

Akhirnya aku juga diam dan ikut melihat ke atas.  Suasana sepi dan damai,  hanya sesekali suara bising yang halus terdengar dari benda kecil yang ada di telinganya itu. setelah langit mulai agak gelap, kakak itu pun pergi menaiki sepedanya. Aku mengikutinya dan membonceng di belakang sepedanya…


Beberapa saat kemudian tibalah mereka di sebuah rumah kecil,...

Rini memasuki rumahnya dan memarkirkan sepedanya, kemudian mengunci pintu dan memasuki ruangan depan.  Suasana tampak sepi dan gelap, sepertinya Mama dan Papa sudah tidur, dengan perlahan Rini ke kamar mandi dan membersihkan diri.  

Sebenarnya Rini sudah tau ada anak kecil yang mengikutinya pulang, dia cuma berusaha cuek saja sambil memantau keadaan selanjutnya. anak kecil yang sekitar sembilan tahun memakai baju dress warna merah muda yang tampak lusuh dan sekujur badannya tampak kotor dan luka di sana sini, tangan kanannya tampak putus seperti di bacok dan kakinya dengan luka.

Rini kemudian membuat susu segelas dan menaruhnya di meja makan belakang, sambil berkata kepada Cherry, “Minumlah.”

Cherry kemudian tersenyum dan menyambut susu itu dengan bahagia, dia sudah lupa sudah berapa lama tidak minum susu. Matanya yang bulat tampak berbinar cerah.

“Siapa namamu?” tanya Rini dengan sambil menyeruput teh hangat yang juga dibuatnya bersamaan dengan membuat susu tadi.

“Cherry, kak”. Jawab Cherry dengan ceria. 

“Ya udah, kamu disini aja sampai nanti ada yang menjemputmu jangan berkeliaran kemana mana ya.” Rini berkata sambil membereskan meja.

“Iya, kak”  kemudian mengikuti Rini ke kamarnya.


Rini kemudian membereskan meja belajarnya dan mengeluarkan beberapa buku, dan catatan kemudian mencatat, dengan berlalunya waktu, Rini pun tertidur di meja.

Cherry yang sedang sibuk melihat lihat koleksi komik Rini tampak termangu mangu, dia kemudian tidur di sudut tempat tidur dengan hati bahagia.



bersambung ya guys,


Daftar Isi Dunia lain

Dunia Lain  -  Cherry  si Mungil yang manis - Pertemuan Pertama

Dunia Lain  -  Cherry  si Mungil yang manis - Hari Hari Bersama Kakak

Dunia Lain  -   Cherry  si Mungil yang manis - Mulai hari ini, kamu tidak sendirian…,


Komentar

Support us

 

hai, untuk anda yang hendak support saya dan anak autis saya. silahkan berdana di beberapa platform dibawah, terima kasih banyak.


Whatever happens
Keep Smile and be Happy
Arini Ng

Please donate sincerely at




There is no other account number besides this,
and there is no other whatsapp number or other phone number besides this.
I thank you very much for the support.
So if someone uses my name to ask for money, it's not me.

Whatever happens,
Keep Smile and Be Happy

Arini Ng

Arsip

Tampilkan selengkapnya